Meminta
Seringkah kita mengucapkan kalimat-kalimat ini ketika berdoa?
Boro-boro melakukannya, mendengarkan saja mungkin tidak. Saya lebih asyik dengan keinginan saya, permintaan saya, permohonan saya sendiri, dan tidak memikirkan akan Dia. Bukankah seharusnya Dia yang lebih utama? Bukankah seharusnya saya yang mengikuti apa yang Dia mau? dan Bukankah seharusnya saya yang melakukan permohonan-Nya?
Sebenarnya permintaan-Nya itu mudah, tidak sulit. Hanya saja, karena saya terbiasa membangkang dan tidak mendengarkan, yah, jadinya sangat sulit untuk menuruti-Nya. Tetapi, ketika saya mau dan mulai mengambil langkah pertama untuk menuruti-Nya, selebihnya menjadi mudah, karena Dia sendiri yang akan menuntun dan membuat saya mampu menyelesaikannya. Tidak ada yang sulit untuk mengikuti Dia. Yang ada hanyalah komitmen dan keberanian untuk mengambil langkah yang pertama.
Jadi, pertanyaannya, jalan mana yang dipilih....
- Sendengkanlah telinga-Mu padaku, Ya TuhanKalau anda mengatakan sering, jangan khawatir, karena saya pun lebih sering daripada anda. Tetapi, beberapa hari yang lalu, Tuhan mengingatkan saya tentang kalimat doa saya. Seringkali saya meminta ini dan itu pada saat berdoa, memohon ini dan itu, dan seringnya memaksa Dia untuk menuruti apa yang saya mau. Dia sebenarnya tidak marah dengan semuanya itu, tetapi, ketika pertanyaan/permintaannya dibalik, yaitu, Dia meminta saya yang menyendengkan telinga pada-Nya, mendengarkan permohonan-Nya kepada saya, apa yang saya lakukan?
- Tuhan dengarkanlah doaku
- Tuhan, aku mohon....
- Kabulkanlah doaku, ya Tuhan,,,
- dll.
Boro-boro melakukannya, mendengarkan saja mungkin tidak. Saya lebih asyik dengan keinginan saya, permintaan saya, permohonan saya sendiri, dan tidak memikirkan akan Dia. Bukankah seharusnya Dia yang lebih utama? Bukankah seharusnya saya yang mengikuti apa yang Dia mau? dan Bukankah seharusnya saya yang melakukan permohonan-Nya?
Sebenarnya permintaan-Nya itu mudah, tidak sulit. Hanya saja, karena saya terbiasa membangkang dan tidak mendengarkan, yah, jadinya sangat sulit untuk menuruti-Nya. Tetapi, ketika saya mau dan mulai mengambil langkah pertama untuk menuruti-Nya, selebihnya menjadi mudah, karena Dia sendiri yang akan menuntun dan membuat saya mampu menyelesaikannya. Tidak ada yang sulit untuk mengikuti Dia. Yang ada hanyalah komitmen dan keberanian untuk mengambil langkah yang pertama.
Jadi, pertanyaannya, jalan mana yang dipilih....
Komentar
Posting Komentar
All comments will be moderated (more than 14 days old, since I get plenty of spams on it. As long as you keep on the topics, I will publish your comment. Please be patience.