Kematian
Minggu lalu ada supplier saya yang meninggal. Hal ini membuatku berpikir tentang kematian. Kematian menghantui dan menjemput setiap makhluk yang hidup. Binatang, tumbuhan dan manusia, semuanya pasti mati. Hanya saja kapan waktunya tidak ada yang tahu.
Ada apa dibalik kematian? Mengapa mesti mati? Seolah-olah kita lahir hanya untuk mati. Lantas jika akhirnya hanyalah kematian, untuk apa hidup ini? Hidup untuk mati kah? Atau mati untuk hidup?
Ada kematian dan juga kehidupan. Dua hal ini senantiasa berjalan beriringan. Suatu saat akupun pasti mati, tetapi apa yang kulakukan dalam perjalanan menuju kematian itu? Sudahkah aku berikan kebahagiaan bagi orang di sekitarku? Bagi keluargaku, bagi teman-temanku bahkan bagi orang yang tidak kukenal tetapi aku senantiasa bersentuhan dengan mereka? Apakah mereka bahagia saat aku masih hidup dan ada? Apakah nanti mereka akan mengantarkan aku sampai peristirahatan terakhirku?
Tidak ada hidup tanpa kematian, dan tidak ada kematian tanpa kehidupan. Biji yang mati di dalam tanah menumbuhkan tunas baru dan tanaman baru. Ia mati untuk menumbuhkan sebuah kehidupan baru. Tunas tersebut akan menjadi sebuah pohon yang rimbun dan akan menjadi tempat bagi ribuan burung bersarang dan berteduh serta bertelur dan memberi kehangatan bagi anak-anaknya.
Akankah aku menciptakan sebuah kehidupan baru dan berguna bagi orang lain ketika aku mati. Jika ya, mengapa aku harus takut mati? Jika tidak mengapa aku tidak memulainya dari sekarang? Jadi saat aku mati nanti akan ada kehidupan baru dan berguna bagi orang lain. Bukan warisan yang ingin aku berikan, tetapi kehidupan bagi siapa saja yang merasakan kematian, itu yang ingin aku berikan.
Orang yang masih hidup tetapi tidak memiliki tujuan hidup, sama saja dengan orang yang mati. Semua orang harus mati, so what? Tetapi apa yang aku ingin lakukan sebelum aku mati, itu yang penting…
Berikan pada orang lain kehidupan. Biarkan mereka merasakan indahnya kehidupan. Jangan berikan kematian kepada orang lain, karena tanpa diberikan pun, mereka pasti mati. Jadi akan lebih penting mengusahakan sebuah kehidupan yang lebih baik bagi saya, teman-teman, keluarga, bahkan bagi orang yang membenciku daripada aku harus membuat mereka berpikir bagaimana kalau aku mati…
Biarkan mereka berpikir apa yang mereka mau, toh aku tidak dapat menahan pikiran mereka. Tetapi apakah aku melahirkan sebuah kehidupan itu yang penting. Juga kemana aku ingin bawa kehidupan ini? Tidak usah menunjuk pada orang lain. Tunjuklah diri sendiri untuk hal ini.
Komentar
Posting Komentar
All comments will be moderated (more than 14 days old, since I get plenty of spams on it. As long as you keep on the topics, I will publish your comment. Please be patience.