Memaafkan dan Dimaafkan

Kemarin ada berita tentang Cut Tari dan Luna Maya yang meminta maaf di hadapan publik dan bahkan Cut Tari meminta maaf kepada Presiden atas keresahan yang ditimbulkan di masyarakat atas kasus video mesum mereka. Meskipun pengacara keduanya (terutama om Paris - pengacara Cut Tari), mengatakan bahwa permohonan maaf ini bukan berarti pengakuan dan tetap mengatakan bahwa Cut Tari tidak ada sangkut pautnya dengan pembuatan dan pengedaran video porno tersebut.

Berbagai reaksi pun muncul atas permintaan maaf tersebut. Ada yang menjadi simpati, tetapi ada juga yang mencibir. Bahkan ada yang secara gamblang menghujat keduanya sebagai munafik dan air mata buaya. Padahal, pasti banyak juga diantara yang menghujat dan menyindir itu pun berusaha mencari link download video mesum cut tari ariel peterpan atau link download video mesum luna maya ariel peterpan tersebut. Siapa yang munafik kalau sudah begini? hehehe...

Tetapi, bukan hal itu yang membuatku menuliskan semua ini. Tetapi, kesadaran bahwa ternyata bukan hanya meminta maaf, dan memaafkan yang menjadi hal sulit untuk dilakukan, melainkan juga dimaafkan. Yups, dimaafkan ternyata sebuah hal yang sulit pula untuk didapatkan. Banyak orang yang ternyata tidak mudah untuk memaafkan kesalahan orang lain. Bahkan menjadi sangat benar peribahasa
"Karena nila setitik, rusak susu sebelanga."
Orang-orang seringkali tetap mengingat-ingat kesalahan orang tersebut, meskipun di mulut mereka mengatakan memaafkan kesalahan yang dibuat si "pendosa". Mereka tidak tulus dalam memaafkan, sama seperti ada juga orang tidak tulus meminta maaf (alias masih mendendam). Walaupun Yusuf Subrata (suami Cut Tari) mengatakan siapa sih yang diantara kalian, sejak tangisan pertama sampai detik ini, tidak pernah melakukan kekhilafan? Toh, tetap saja, orang-orang akan merasa, tapi kan tetap itu bukan saya. Saya memang sering khilaf, tetapi tidak sampai berzinah, bla.bla..bla...

So, minta maaf, memaafkan dan dimaafkan adalah tiga hal yang sama sulitnya. Puji Tuhan, saya tidak punya Tuhan yang seperti orang kebanyakan dan seperti saya, yang seringkali tidak tulus dalam meminta maaf dan memaafkan. Tuhan tidak akan pernah minta maaf, karena Dia memang tidak pernah salah. Tetapi, kalau Tuhan tidak tulus memaafkan saya, hancurlah saya.

Apa yang dikatakan Daud memanglah benar, bahwa:
"Lebih baik jatuh kedalam tangan Tuhan daripada jatuh ke tangan manusia."
Mengapa? Karena Tuhan itu lebih Pemaaf daripada kita semua. Pelajaran penting lainnya adalah, ketika kita meminta maaf, lakukan dengan tulus, dan jangan berharap untuk dimaafkan (hehehe....) dan ketika kita memutuskan untuk memaafkan, lakukan dengan tulus (sebisa mungkin, sebelum orang yang bersalah itu, meminta maaf ke kita). Mengapa? karena melakukannya dengan tulus akan membuat hidup kita menjadi lebih damai dan tenteram.

PS. Kalau mau download video mesum mereka, jangan cari di sini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Update...update...

Bad News dah...:D

My OaTH tO you....